Thursday, March 5, 2015

Bagaimana web tanpa javascript?



Dalam sebuah postingan di FB salah satu group, ada yang mempost tulisan tersebut. Banyak ragam yang berkomentar. Ada yang biasa saja, ada yang pro ada juga yang contra. Tapi, penulis untuk menorehkan tulisan di sini mencoba untuk mengupas salah satu bagian kemampuan jawascript yang mungkin jarang di jamah oleh para pengembang.

Mungkin awalnya javascript di bangun untuk menjadikan sebuah web menjadi hidup dan menarik. Bukan hanya tampilan text dan gambar yang monoton. Tapi bisa berinteraksi dengan para pemgunjung webnya. Dan ini membuat para pengunjung lebih nyaman dan senang apabila komposisi animasi js yang disajikan pas dan tidak mengganggu informasi yang ditampilkan.


Tapi, apakah saat ini js masih seperti itu? Ow, tidak juga. Sudah banyak perkembangan dan mutasi yang terjadi oleh bahasa javascript ini. Salah satunya untuk pengolahan DOM(Document Object Model). DOM ini bahasa lain dari tag-tag html. Dimana kalau tag-tag html ini sudah terbaca oleh javaScript dan akan diolah dalam bentuk object, dinamakan DOM.

Developer pemula, dikenalkan dengan berbagai html parser engine. Atau sebuah librari untuk memparsing data ke html untuk membuat tampilan html yang kemudian dilemparkan kr browser untuk membuat sebuah bentuk tampilan web. Tapi, mungkin diawal pengembangan web jarang sekali memperkirakan overload proses di server. Karena waktu pengembangan aplikasi biasanya hanya 1 sampai 2 hit saja. Bagai mana kalau server tersebut di hit sejumlah jutaan kali dan diwaktu bersamaan? Dari sini akan mulai kerasa beban berat server dalam pengolahan data dan parsingnya ke dalam bentuk html.

Dengan kendala-kendala yang terjadi diatas, para developer sudah mulai memindahkan parser data / pembuatan tampilan tersebut di sisi client side. Teknik untuk membuat tampilan ini, akan dilakukan oleh javascript atau kadang penulis sebut dengan DOM builder. Dalam pembuatan DOM ini, ada yang model sebagian(sama seperti facebook yang masih terbungkus html dan dynamic contentnya dilakukan oleh ajax) atau bisa juga DOM builder ini secara full dimana pelemparan data dari server ke browser hanya berupa javascript dan JSON saja sama sepertinyang dilakukan gmail.

Untuk bisa melihat perbedaanya, sekarang buka 2 website tersebut dan kemudan tekan ctrl+u. Dimana ctrl+u ini adalah fungsing browser untuk melihat source mentahnya. Dari situ akan terlihat perbedaan di kedua source. Di gmail akan terlihat tidak ditemukan 1 pun tag-tag html. Hanya berupa kumpulan javascript dan JSON data. Tapi secara tampilan di browser, tidak terlihat petbedaannya.

Teknik yang dilakukan google ini memang akan membantu meringankan beban server. Dimana parsing data ke html, tidak lagi di bebankan ke server, melainkan di sisi client. Jadi secara konsep, server hanya mengirimkan data mentah yang belum terbentuk ke browser. Dan oleh browser data tersebut diolah untuk di bentuk menjadi sebuah tampilan yang di inginkan.

Semoga bermanfaat.

Share this

1 Response to "Bagaimana web tanpa javascript?"

  1. ada contoh pnrapannya ndk ya om dlm apliaksi sdrhana ttg dom ini?

    ReplyDelete